HEMATOLOGI


Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
1.      Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah.
2.       Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut ini Eritrosit: sel darah merah (SDM-red blood cell)
Leukosit: sel darah putih (SDP-white blood cell).
Trombosit. butir pembeku darah-platelet
Eritrosit Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya kuning kemerahan-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut.
1.      Membran eritrosit.
2.      Sistem enzim: enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase)
3.       Hemoglobin, komponennya terdiri atas: heme yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi, globin: bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta 3.
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel daral- merah. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen. satu gram hemoglobin akan bergabung dengan 1.34 ml oksigen. Oksihemoglobin merupakan hemoglobin yang berkombinasi berikatan dengan oksigen. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin.
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis- jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B; monosit dan makrofag; serta golongan yang bergranula, yaitu: eosinofil, basofil, dan neutrofil.
Fungsi dari sel darah putih adalah sebagai berikut.
1.      Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel).
2.       Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel- sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, bikinveks, tidak berinti dan hidup sekitar 10 hari. Fungsi Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah tersebut sebagai respons terhadap kolagen yang berpajan di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka.
Plasma adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut
1.      Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
2.      Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik
3.      Protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskos itas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalant tubuh
4.      Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, da bitamin)
5.      Hormon, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
6.      Antibodi.
Dalam keadaan fisiologis, darah selalu berada dalam pembuluh darah, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1.      Sebagai alat pengangkut yang meliputi hal-hal berikut ini.
-          Mengangkut gas karbondioksida (CO) dari jaringan perifer kemudian dikeluarkan melalui paru-paru untuk didistribusikan 1. ke jaringan yang memerlukan.
-          Mengangkut sisa-sisa/ampas dari hasil metabolisme jaringan berupa urea, kreatinin, dan asam urat.
-          Mengangkut sari makanan yang diserap melalui usus utak disebarkan ke seluruh jaringan tubuh.
-          Mengangkut hasil-hasil metabolisme jaringan.
2.       Mengatur keseimbangan cairan tubuh
3.       Mengatur panas tubuh.
4.      Berperan serta dalam mengatur pH cairan tubuh
5.      Mempertalhankan tubuh dari serangan penyakit infekes
6.      Mencegah perdarahan
Kedaruratan dalam bidang hematologi dapat timbul dari kelainan eritrosit, leukosit, gangguan hemostasis, serta reaksi transfusi. Hal ini dapat timbul karena proses penyakitnya sendiri, tetapi dapat juga timbul akibat pengobatan yang diberikan. Kedaruratan ini memerlukan penanganan yang tepat dan segera. Untuk itu diperlukan cara pendekatan diagnostik yang tepat, tersedianya sarana laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya yang memadai dan kemampuan mengambil keputusan terapi yang cepat dan rasional. Hampir semua kelainan hematologi mempunyai potensi untuk menimbulkan kedaruratan, tetapi disini hanya dibicarakan kasus-kasus yang sering dijumpai di klinik.
Hal-hal yang dibahas meliputi:
a.       Kelainan eritrosit:
1.       Anemia pasca perdarahan akut
2.      Anemia aplastik
3.      Anemia hemolitik autoimun
b.      Kelainan leukosit:
1.      Leukemia akut
2.      Krisis blastik leukemia mielositik kronik
c.       Kelainan hemostasis:
1. Purpura trombositopenik idiopatik
2. Koagulasi intravaskuler diseminata
d. Reaksi transfusi:
1. Reaksi hemolitik akut
  2. Reaksi anafilaksis.
Gangguan tertentu yang berhubungan langsung dengan gangguan hematologi seperti perdarahan dan anemia merupakan faktor utama yang mendorong pasien untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di pusat pelayanan kesehatan yang meliputi hal-hal berikut ini.
1.      Tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigil ditemukan pada pasien dengan leukemia, limfoma., dan multipel mieloma
2.      Perdarahan  
-          Epistaksis, perdarahan gusi, petekie, ekimosis, dan menoragi ditemukan pada pasien dengan trombositopenia, leukemia, dan gangguan pembekuan.
-          Hematrosis ditemukan pada pasien dengan defisiensi faktor pembekuan.
3.      Warna kulit
-          Pucat ditemukan pada pasien anemia
-          Ikterik/jaundice ditemukan pada pasien dengan hemolisis.
4.      Dispnea, nyeri dada, dan ortostasis ditemukan pada pasien dengan anemia
5.      Pica ditemukan pada pasien dengan anemia kekurangan zat besi.
6.      Perut terasa penuh, mudah kenyang menunjukkan adanya splenomegali
7.      Alkoholik, kekurangan gizi, vegetarian ditemukan pada pasien dengan anemia megaloblastik.
8.      Neurologi Sakit kepala dan gangguan neurologis ditemukan pada pasien dengan leukostasis, trombositopenia, atau trombosis ditemukan pada pasien dengan polisitemia
9.      Pruritus Hodgkin.
Kriteria Anemia Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut. Batasan yang umum digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968. Dinyatakan sebagai anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut.
Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
Perempuan dewasa tidak hamil
Perempuan hamil Hb 12 gr/dl Hb < 11 gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut.
Hb < 10 gr/dl
Hematokrit < 30%
Eritrosit < 2,8 juta/mm
 Derajat Anemia Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai adalah sebagai berikut.
Ringan sekali Hb 10 gr/dl-13 gr/dl
Ringan Hb 8 gr/dl-9,9 gr/dl
Sedang Hb 6 gr/dl-7,9 gr/dl
Berat Hb < 6 gr/dl Sedang Berat
Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut ini
1.      Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan.
2.      Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.
Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila diklasifikasikan menurut organ yang terkena.
1.      Sistem kardiovaskular: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak 1. napas saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
2.       Sistem saraf sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang.kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
3.      Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
4.      Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis dan halus.
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai berikut.
1.      Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.
2.      Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue).
3.      Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
4.      Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi


Permasalahan dari pemaparan diatas yaitu:
1.      Bagaimanakah mekanisme trombin dalam menambal luka?
2.      Bagaimanakah defisiensi faktor pembekuan pada penderita hematrosis?
3.      Bagaimanakah pengaruh efek pengobatan gangguan hematologi?




DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I. M. 1999. Gawat Darurat Di Bidang Penyakit Dalam. EGC, Jakarta.
Handayani, W dan A. S. Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika, Jakarta.

Komentar

  1. hai kak anis, informasi yang bagus saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1 :
    Luka mengeluarkan trombokinase / tromboplastin dengan bantuan Vit. K dan ion Ca. Protrombin menjadi trombin mengubah menjadi benang-benang Fibrinogen fibrin Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin ini berfungsi menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal

    BalasHapus
  2. Bagus artikelnya anis, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2, Pada orang normal faktor-faktor pembekuan darah (faktor VIII dan IX) bekerja membuat anyaman atau benang-benang fibrin untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi dari pembuluh. Sedangkan pada hemofilia, karena kurangnya faktor VIII dan IX dalam darah akibatnya anyaman dari benang-benang fibrin tidak terbentuk dengan sempurna.

    BalasHapus
  3. Hai anis, saya akan mencoba menjawab soal nomor 3,
    1. Suplemen zat besi - Kekurangan zat besi atau anemia dan penyakit darah lainnya disebabkan oleh rendahnya sel darah merah. Kondisi-kondisi ini dapat diobati dengan resep untuk suplemen zat besi. Namun, suplemen ini datang dengan efek samping. Di antaranya sembelit dan dapat menyebabkan overdosis zat besi, diare, mual dan perut yang kram tajam.
    2.Transfusi darah Transfusi darah harus dipantau secara ketat, karena beberapa orang mungkin mengembangkan reaksi alergi terhadap darah baru.
    3. Terapi penggantian faktor - Terapi pengganti Factor menempatkan pasien pada risiko inhibitor, yang dapat membuat faktor yang membantu pembekuan darah tidak efektif. Pasien juga berisiko terinfeksi virus dari plasma yang terkonsentrasi, namun hal ini cukup langka Transfusi plasma beku - Ini dapat menyebabkan sejumlah efek samping yang serius jika tidak dikelola dengan baik. Ini termasuk demam. gatal dan dalam kasus yang parah, anafilaksis yaitu reaksi alergi yang mengancam jiwa.

    BalasHapus
  4. baiklah saya akan menjawab pertanyaan nomor 1, trombin dalam membalut luka dengan banttuan vitamin k dan kalsium yang membuat fibrinogen menjadi fibrin sehingga luka terbalut

    BalasHapus
  5. Halo anis, saya akan mencoba menjawab permasalahan no.1. Ketika luka terjadi, maka trombokinase akan aktif dan menghasilkan trombosit. Dengan bantuan vit.K dan ion Na membentuk protrombin dan selanjutnya menghasilkam trombin. Vit.K dan ion Na tetap bekerja membantu pembentukan fibrinogen. Fibrinogen akan menghasilkan benang-benang fibrin dan luka tertutup

    BalasHapus
  6. Hai Anis saya akan menjawab no 1
    trombin dalam membalut luka dengan banttuan vitamin k dan kalsium yang membuat fibrinogen menjadi fibrin sehingga luka terbalut

    BalasHapus
  7. Terimakasih, artikel yang bermanfaat sekali

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALGETIK

ANTIKONVULSI